BIZ PTC INCOME 20K

PERMATA ILLAHI


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Friday, September 24, 2010

HUKUM BERCINTA DIDALAM ISLAM


Berikut saya carikan artikel dan posting di sini dengan menyertakan sumber artikelnya. Semoga bermanfaat kepada semua...

Jawapannya:

Dalam Islam, hubungan antara lelaki dan wanita diterbahagi menjadi dua, iaitu hubungan mahram dan hubungan bukan mahram. Hubungan mahram adalah seperti yang disebutkan dalam
Surah An-Nisa 23, yaitu mahram seorang lelaki (atau wanita yang tidak boleh dikawin oleh lelaki) adalah ibu (termasuk nenek), saudara perempuan (baik sekandung ataupun sebapa), ibu saudara (dari bapak ataupun ibu), saudara (dari saudara sekandung atau sebapak), anak perempuan (baik anak sendiri ataupun tiri dan termasuk di dalamnya cucu), ibu susu, saudara sesusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Maka, yang tidak termasuk mahram adalah sepupu, istri saudara sendiri, dan semua wanita yang tidak disebutkan dalam ayat di atas.

Aturan untuk mahram sudah jelas, iaitu seorang lelaki boleh berkhalwat (berdua-duaan) dengan mahramnya,misal bapa dengan anak perempuannya, abang dengan adiknya yang perempuan, dan seterusnya. Demikian pula, dibolehkan bagi mahramnya untuk tidak berhijab di mana seorang lelaki boleh melihat langsung perempuan yang termasuk mahramnya tanpa hijab ataupun tanpa jilbab (tetapi bukan auratnya), semisalnya bapa melihat rambut anak perempuan nya, atau seorang abang melihat wajah adiknya yang perempuan. Aturan yang lain iaitu perempuan boleh berpergian jauh/safar lebih dari tiga hari jika ditemani oleh laki-laki yang termasuk mahramnya, misalnya abang mengantar adiknya yang perempuan bercuti mengeliling dunia. Aturan yang lain bahwa seorang lelaki boleh menjadi wali bagi perempuan yang termasuk mahramnya, misalnya seorang lelakiyang menjadi wali bagi ibu saudaranya dalam pernikahan.


Hubungan yang kedua adalah hubungan bukan mahram, iaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan), larangan melihat langsung, dan kewajiban berhijab di samping berjilbab, tidak bpleh berpergian lebih dari tiga hari dan tidak boleh menjadi walinya. Ada pula aturan yang lain, iaitu jika ingin berbicara dengan bukan mahram, maka seorang perempuan harus dibeserta oleh mahramnya. Misalnya, seorang siswa yang ingin berbincang dengan kawannya yang lelaki harus ditemani oleh bapanya atau kakaknya. Dengan demikian, hubungan bukan mahram yang melanggar aturan di atas adalah haram dalam Islam. Perhatikan dan renungkanlah uraian berikut ini.

Firman Allah SWT yang artinya, Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (Al-Isra: 32).

”Katakanlah kepada orang-orang mukmin lelaki: Hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya.Dan katakanlah kepada orang-orang mukmin perempuan:Hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya”
(An-Nur: 30
& 31).

Menundukkan pandangan iaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa dikawal sehingga dapat menelan merasakan nafsu kelazatan atas berahinya kepada lawan jenisnya yang dipandangnya. Pandangan dapat dikatakan terpelihara apabila secara tidak sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat mengulangi melihat lagi atau mengamati kecantikannya.

Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, Palingkanlah pandanganmu itu!(HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi).

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin. (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).

Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR Bukhari).

Rasulullah saw. berpesan kepada Ali r.a. yang artinya, Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh. (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).

Al-Hakim meriwayatkan, Hati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita, sebab
tiada seorang lelaki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada mahramnya melainkan ingin berzina padanya.

Yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang dekat dengannya, zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh terjerumus ke zina badan dengan, saling bersentuhan, berpegangan, berpelukan, berciuman, dan seterusnya hingga terjadilah persetubuhan.
Ath-Thabarani dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, Allah berfirman yang artinya, Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis yang sangat beracun, maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut pada-Ku, maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan manisnya dalam hatinya.

Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh syaitan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.

Di dalam kitab Dzamm ul Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan dari Abu al-Hasan al-Waifdz bahwa dia berkata, Ketika Abu Nashr Habib al-Najjar al-Waidz wafat di kota Basrah, dia dimimpikan berwajah bundar seperti bulan di malam purnama. Akan tetapi, ada satu noktah hitam yang ada wajahnya. Maka orang yang melihat noda hitam itu pun bertanya kepadanya, Wahai Habib, mengapa aku melihat ada noktah hitam berada di wajah Anda? Dia menjawab, Pernah pada suatu ketika aku melewati kabilah Bani Abbas. Di sana aku melihat seorang anak amrad dan aku memperhatikannya. Ketika aku telah menghadap Tuhanku, Dia berfirman, Wahai Habib? Aku menjawab, Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Allah berfirman,Lewatlah Kamu di atas neraka.Maka, aku melewatinya dan aku ditiup sekali sehingga aku berkata,Aduh (karena sakitnya).Maka. Dia memanggilku,Satu kali tiupan adalah untuk sekali pandangan. Seandainya kamu berkali-kali memandang, pasti Aku akan menambah tiupan (api neraka).

Hal tersebut sebagai gambaran bahwa hanya melihat amrad (anak muda belia yang kelihatan tampan) saja akan mengalami kesulitan yang sangat dalam di akhirat kelak.
Semalam aku melihat dua orang yang datang kepadaku. Lantas mereka berdua mengajakku keluar. Maka, aku berangkat bersama keduanya. Kemudian keduanya membawaku melihat lubang (dapur) yang sempit atapnya dan luas bagian bawahnya, menyala api, dan bila meluap apinya naik orang-orang yang di dalamnya sehingga hampir keluar. Jika api itu padam, mereka kembali ke dasar. Lantas aku berkata, Apa ini?Kedua orang itu berkata, Mereka adalah orang-orang yang telah melakukan zina. (Isi hadis tersebut kami ringkas redaksinya. Hadis di ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Di dalam kitab Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa Abu Hurairah r.a. dan Ibn Abbas r.a., keduanya berkata, Rasulullah saw. Berkhubah, Barang siapa yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan memasukkan dia ke dalam neraka. Barang siapa yang memandang seorang wanita (yang tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barang siapa yang berjabat tangan dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang dalam keadaan dibelenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk masuk ke dalam neraka. Dan, barang siapa yang bersenda gurau dengan seorang wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang diucapkan di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang) haram (untuknya), sehingga lelaki itu terus memberanikan dirinya, mencium, bergaul, menggoda, dan bersetubuh dengannya, maka wanitu itu juga mendapatkan dosa seperti yang diterima oleh lelaki tersebut.


Atha al-Khurasaniy berkata,Sesungguhnya neraka Jahanam memiliki tujuh buah pintu. Yang paling menakutkan, paling panas, dan paling busuk baunya adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan tersebut setelah mengetahui hukumnya.

Dari Ghazwan ibn Jarir, dari ayahnya bahwa mereka berbicara kepada Ali ibn Abi Thalib mengenai beberapa perbuatan keji. Lantas Ali r.a. berkata kepada mereka, Apakah kalian tahu perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Jalla Syanuhu?Mereka berkata,Wahai Amir al-Mukminin, semua bentuk zina adalah perbuatan keji di sisi Allah.Ali r.a. berkata, Akan tetapi, aku akan memberitahukan kepada kalian sebuah bentuk perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Tabaaraka wa Taala, yaitu seorang hamba berzina dengan istri tetangganya yang muslim. Dengan demikian, dia telah menjadi pezina dan merosak istri seorang lelaki muslim.Kemudian, Ali r.a. berkata lagi,Sesungguhnya akan dikirim kepada manusia sebuah aroma busuk pada hari kiamat, sehingga semua orang yang baik maupun orang yang buruk merasa tersiksa dengan bau tersebut. Bahkan, aroma itu melekat di setiap manusia, sehingga ada seseorang yang menyeru untuk memperdengarkan suaranya kepada semua manusia,Apakah kalian tahu, bau apakah yang telah menyiksa penciuman kalian?Mereka menjawab,Demi Allah, kami tidak mengetahuinya. Hanya saja yang paling mengherankan, bau tersebut sampai kepada masing-masing orang dari kita. Lantas suara itu kembali terdengar,Sesungguhnya itu adalah aroma alat kelamin para pezina yang menghadap Allah dengan membawa dosa zina dan belum sempat bertobat dari dosa tersebut.


Bukankah banyak kejadian orang-orang yang berpacaran dan bercinta-cinta dengan orang yang telah berkeluarga? Jadi, bercinta tidak hanya mereka yang masih bujang dan gadis, tetapi dari usia akil baligh hingga
  nenek bpleh berbuat seperti yang diancam oleh hukuman Allah tersebut di atas. Hanya saja, yang biasa kelihatan melakukan percintaan adalah para remaja.

Namun, bukan berarti tidak ada penyelesaian dalam Islam untuk berhubungan dengan bukan mahram. Dalam Islam hubungan bukan mahram ini boleh diselesaikan dalam kontens perkawinan melalui sistem khitbah/lamaran dan pernikahan.


Hai golongan pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi, siapa yang tidak mampu menikah, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat mengurangi syahwat.(HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darami).

Selain dua hal tersebut di atas, baik itu dinamakan hubungan teman, pergaulan lelaki perempuan tanpa perasaan, ataupun hubungan profesional, ataupun bercinta, ataupun pergaulan guru dan murid, bahkan pergaulan antara tetangga yang melanggar aturan di atas adalah haram, meskipun Islam tidak menyanggah adanya rasa suka atau bahkan cinta. Anda diperbolehkan suka kepada lelaki yang bukan mahram, tetapi Anda diharamkan mengadakan hubungan terbuka dengan bukan mahram tanpa mematuhi aturan di atas.Hidup di dunia yang singkat ini kita siapkan untuk memperolehi kemenangan di hari akhirat kelak. Oleh karena itu, marilah kita mulai hidup ini dengan bersungguh-sungguh dan jangan bermain-main. Kita berusaha dan berdoa mengharap pertolongan Allah agar diberi kekuatan untuk menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Semoga Allah menolong kita, Amin.
CARA MENGETAHUI SIFAT CALON PASANGAN

cara mengetahui sifat calon pasangan adalah boleh bertanya secara langsung dengan memakai pendampingan (orang tengah) yang mahram. Atau, bisa melalui perantara, baik itu dari keluarga atau saudara kita sendiri ataupun dari orang lain yang dapat dipercaya. Hal ini berlaku bagi kedua belah pihak. Kemudian, bagi seorang lelaki yang menyukai wanita yang hendak dinikahinya, sebelum dilangsungkan pernikahan, maka baginya diizinkan untuk melihat calon pasangannya untuk memantapkan hatinya dan agar tidak kecewa di kemudian hari.
Apabila seseorang hendak meminang seorang wanita kemudian ia dapat melihat sebagian yang dikiranya dapat menarik untuk menikahinya, maka kerjakanlah.(HR Abu Daud).

Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan sebagai persiapan seorang muslim apabila hendak melangsungkan pernikahan.

1. Memilih calon pasangan yang tepat.
2. Diproses melalui musyawarah dengan orang tua.
3. Melakukan salat istikharah.
4. Mempersiapkan nafkah lahir dan batin.
5. Mempelajari petunjuk agama tentang pernikahan.
6. Membaca sirah nabawiyah, khususnya yang menyangkut rumah tangga Rasulullah saw.
7. Menyelesaikan persyaratan administratif sesuai dengan peraturan daerah tempat tinggal.
8. Melakukan khitbah/pinangan.
9. Memperbanyak taqarrub kepada Allah supaya memperoleh kelancaran.
10. Mempersiapkan walimah.

Sumber : Al Islam Or Id

No comments:

Post a Comment